Di tengah kontroversi dan banyaknya kritikan dari berbagai pihak seputar pelaksanaan ujian nasional, hingga berujung pada keputusan pengadilan, sepertinya UN tetap akan tetap diadakan, bahkan pelaksanaannya dimajukan menjadi bulan Maret 2010.
Pihak yang menolak UN, berpendapat pelaksanaan UN selama ini lebih banyak menimbulkan keresahan, mulai dari siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, kepala dinas, kepala daerah dari tingkat bupati/walikota hingga propinsi. Akibatnya semua berlomba-lomba mengtur strategi agar sukses menghadapi UN.Kriteria sukses yang dimaksud cukup sederhana , yaitu lulus 100% dengan nilai yang fantastik.Siswa diharuskan mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan sekolah di luar KBM. Jika dirasakan belum cukup, sebagian siswa akan secara aktif mengikuti les privat maupun mengikuti bimbingan di luar sekolah, dan diakhiri dengan pelaksanaan doa bersama maupun istighosah. Pada akhirnyadiharapkan siswa akan siap mental menghadapi soal-soal UN.
Semua strategi yang ditempuh sejauh tampak bagus, kombinasi antara unsur otak dan batin.Namun umumnya berakhir pada titik nol saat pelaksanaan UN. Latihan soal-soal yang menguras banyak energi yang sebelumnya dilakukan, maupun doa-doa dan permohonan ampun pada Tuhan saat istighotsah tidak nampak lagi bekasnya.Yang ditunggu oleh siswa bukanlah soal-soal yang keluar akan sesuai dengan apa yang dipelajari.BUkan bocoran soal, melainkan kunci-kunci jawaban soal.Bahkan sumber kunci yang diharapkan berasal dari guru yang mengajar di sekolah.
Inilah realita, UN bukan hanya Ujian Nasional, melainkan Ujian Nurani.
Sebagai seorang pengajar, saya mengajak semua untuk menyukseskan UN 2010 dengan energi dan nurani, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan usaha yang sudah dilakukan sebelumnya.